equest72 Blog

Wednesday, July 04, 2007

Overprice saham-saham BEJ

Harian Bisnis Indonesia, Rabu, 27 Juni 2007 di halaman pertama berjudul:
Jangan Cemaskan over price di bursa

Dari tanggal 28 Desember 2006 s.d. 22 Juni 2007, di bawah ini adalah daftar saham yang memiliki gain tinggi (bahkan super tinggi):

1. Anugrah Tambak Perkasindo, Tbk (ATPK): 2.988,24%.
2. Agis, Tbk (TMPI): 1.469,77%.
3. FKS Multi Agro, Tbk (FISH): 966,67%.
4. Sona Topas Tourism, Tbk (SONA): 948,28%.
5. Hortus Danavest, Tbk (HADE): 746,15%.
6. Integrasi Teknologi, Tbk (ITTG): 700%.
7. Karka Yasa Profilia, Tbk (KARK): 600%.
8. Delta Dunia Petroindo, Tbk (DOID): 492,59%.
9. Panorama Sentrawisata, Tbk (PANR): 435%.
10. Indo Exchange, Tbk (INDX): 400%.

Edan, dalam waktu singkat saja, bisa meraup lebih dari 400% keuntungan dalam bentuk capital gain. Tapi, saya selalu teringat Jeremy Siegel yang berkata: valuation matters. Jadi dari koran yang sama, saya melihat Price to Earning Ratio pada tanggal 26 Juni 2007 dari para emiten ini, hasilnya sbb:

1. ATPK, PER = -46,83.
2. TMPI, PER = 537,18.
3. FISH, PER = 48,09.
4. SONA, PER = 33,74.
5. HADE, PER = 9,41.
6. ITTG, PER = 55,63.
7. KARK, PER = -672,04.
8. DOID, PER = 1.071,43.
9. PANR, PER = 117,01.
10. INDX, PER = -2,73.

Dalam bukunya, The Future of Investors, halaman 78, Jeremy Siegel mengatakan: Never buy a triple digit PER. Hehehe... Jadi, dari aturan main ini, sudah ada beberapa emiten yang rontok. Yang berikutnya lagi dari Benjamin Graham (The Intelligent Investor), mengatakan bahwa untuk membeli sebuah saham, lihat terlebih dahulu apakah perusahaan tersebut profitable dalam waktu 10 tahun terakhir. PER negatif menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak membuat keuntungan pada tahun 2006... Sehingga investor (atau penjudi) ini sudah bisa dipastikan mengharapkan future earning (sesuatu yang tidak bisa diterima oleh Warren Buffett). Juga, Graham mengatakan: apakah perusahaan tersebut membagikan dividen, terutama pada saat terjadi krisis ekonomi? (Benjamin Graham mengatakan ini karena dia pernah mengalami krisis ekonomi 1929 di Amerika yang hampir menghancurkan kondisi finansialnya).

Nah, dengan semua kriteria di atas ini... tampaknya tidak justified bagi saya untuk membeli saham-saham tersebut. Namun, sebagai bahan pembelajaran, saya akan terus memonitor pergerakan nilai saham dari para emiten ini.

Yang menambah heran saya adalah komentar analis seperti tertulis:

Analis Bhakti Securities Budi Ruseno menilai pergerakan saham lapis kedua ini sangat wajar. Menurut dia, ada tiga prinsip dasar yang menyebabkan pergerakan saham di bursa, yaitu kinerga perusahaan yang baik, faktor teknis yang mempengaruhi harga saham dan adanya sentimen pasar yang berkaitan dengan kondisi makro eknomi nasional.

Kita lihat saja bagaimana perkembangannya, dan saya berencana untuk menggunakan materi ini sebagai bahan untuk pembelajaran.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home