equest72 Blog

Tuesday, April 17, 2007

Hutch 3

Akhirnya, setelah menunggu cukup lama, Hutchison Charoen Phokphand Telecommunication beredar juga. Operator 3G ini menggunakan merek 3 (dibaca tri), seperti di Hutch Jerman dan Italia. Penggunaan 3 mungkin ingin merefleksikan Generasi Ketiga (3G). Yang menarik tentang Hutch ada dua:

1. Pengalaman global.
2. Uangnya banyak sekali.

Hutch memiliki footprint di dunia global, baik GSM mau pun CDMA (Thailand CAT adalah group Hutch). Seharusnya, pengalaman global ini akan sangat menguntungkan bagi Hutch 3 Indonesia.

Mengenai uang, baru-baru ini Hutch Essar di India direncanakan untuk dibeli oleh Vodafone seharga USD 11 Miliar (berita lebih jelas silakan diklik di sini). That's a lot of money, eh? Jadi, saya percaya-percaya saja kalau Hutch Indonesia mau invest awal hingga USD 1 Miliar. Tapi, deal Hutch Essar ini belum selesai, tampaknya.... masih ada ganjalan2 hukum. Kita lihat perkemangannya.

Bila Hutch Essar jadi dibeli oleh Vodafone, maka bisa saja Vodafone lebih memilih untuk mengembangkan Hutch 3 dibanding dengan kerja samanya dengan XL.

Vodafone, adalah operator yang sangat berpengalaman dalam mengembangkan content (GSM). Kesuksesan Vodafone yang paling signifikan adalah Vodafone Live!, yaitu sebuah aplikasi berbasis WAP yang seperti i-Mode. Bahkan bisa dikatakan bahwa Vodafone Live adalah salah satu inovasi terbaik yang ada setelah i-Mode.

Tertarik dengan gencarnya promosi 3, saya mengunjungi salah satu 3 Store di Plaza Semanggi. Dan layaknya seperti operator GSM di luar negeri sana, tampaknya Hutch 3 juga menjual handset-handset tertentu. Kemudian saat saya bertanya berapa abonemen untuk layanan paska bayar, dijawab bahwa untuk sementara ini layanan masih pra bayar.

Artinya, Hutch 3 belum memiliki sistim billing untuk paska bayar. Vendor yang bisa menyediakan sistim billing paska bayar ya itu-itu aja kok: Amdocs atau Geneva dari Convergys. Sistim pra bayar memang lebih mudah digelar, hanya menggunakan intelligent network. Tetapi, pelanggan pra bayar cenderung untuk tidak loyal dibanding dengna paska bayar.

Kemudian, melihat bahwa Hutch langsung menyediakan content seperti ring back tone, tampak bahwa Hutch langsung melirik bisnis content (bandingkan dengan Esia yang pada awal hanya basic voice). Strategi ini, adalah bagus, mengingat bahwa bersaing di layanan suara sudah sangat berat, sehingga menyediakan margin keuntungan yang sangat-sangat-sangat tipissss (margin keuntungan SMS jauh lebih besar daripada layanan suara).

Bila akuisisi Hutch Essar oleh Vodafone jadi dilaksanakan maka saya menduga bahwa pengembangan bisnis content di Hutch 3 akan semakin gencar (di Thailand, CAT menggunakan BREW sebagai basis content-nya dan BREW hanya bisa berjalan di atas CDMA).

Kita tunggu saja kabar selanjutnya...

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home