equest72 Blog

Friday, November 24, 2006

Akhirnya, Primasel

Membaca Investor Daily, 17 November 2006:
PT Indoprima Mikroselindo (Primasel) akan meluncurkan produksi seluler berbasis
teknologi code division multiple access (CDMA) secara komersial pada Februari
2007

Primasel beroperasi setelah sekitar dua tahun memiliki lisensi, tanpa operasi komersial. Harus diakui bahwa dua tahun itu bukan waktu yang lama; Tsel saja yang sudah beroperasi 10 tahun lebih belum bisa mencakup seluruh Indonesia.

Primasel akan menggunakan spektrum 1.900 Mhz, bukannya 800 Mhz dan tidak kena gusur 3G karena bukan di rentang 1.920 - 1.980, tapi di rentang 1.980-1.990 Mhz. Dengan rentang sebesar ini, maka operator ini bisa meng-upgrade jaringannya untuk bisa membaca carier DO (3G di CDMA). Belum lama ini Wireless Indonesia Network merger dengan Primasel.

Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Blog yang berhubungan:
Primasel-WIN bergabung

Thursday, November 23, 2006

Juara II

Pada tanggal 22 November 2006, secara tidak resmi saya menjadi Juara II penulisan tentang investasi yang dilakukan oleh Trimegah Securities.

Resminya, saya Juara III, kategori umum dan mendapatkan Rp. 10 juta dalam bentuk reksa dana (Juara II mendapat Rp. 15 juta dan Juara I mendapat Rp. 20 juta). Saat diminta memilih jenis reksa dananya, saya langsung ambil reksa dana saham. Pada tanggal 8 Maret 2006 saya mendapatkan reksa dana tersebut dan pada tanggal 22 November 2006 reksa dana saya sudah mengalami gain sebesar 51,06%, sehingga nilainya sekarang adalah: Rp. 15.106.124,-

Sebaliknya, bila saya memilih reksa dana yang lain, maka gain saya adalah sbb:
TRIM Kombinasi: 20,32%.
TRIM Dana Tetap: 11,06%.
TRIM Dana Stabil: 12,02%.

Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa berinvestasi di saham, secara long-run akan memberikan keuntungan finansial bagi si pelaku. Investor bukan penjudi. Salah satu alasan bullish di pasar saham BEJ karena fundamental nya memang membaik.

Saya tidak berniat menjadi juara tulisan... niat saya menjadi juara investasi beneran, seperti Warren Buffett dengan Berkshire Hathaway-nya (saya menterjemahkan artikel ini dari versi Wikipedia Bhs Inggris-nya). Cerita tentang almarhum Joseph Rosenfield, teman Buffett sangat menginspirasi saya, dimana Rosenfield melakukan investasi mengikuti metode Benjamin Graham (yang juga guru dari Buffett), sepanjang hidupnya dan mengakumulasi lebih dari $ 1 Miliar. Betul sekali, bahwa untuk menjadi wealthy, diperlukan mental juara.

Blog yang berhubungan:
Bull Market..!
Investasi di Saham

Thursday, November 16, 2006

Primasel-WIN bergabung

Bisnis Indonesia, 3 November 2006 memuat berita dimana WIN (Wireless Indonesia Network) akhirnya bergabung dengan Primasel. Keduanya adalah operator yang mendapat lisensi frekuensi 3G berbasis CDMA2000 1X. Dengan bergabungnya kedua perusahaan ini, dugaan saya bahwa biaya lisensi frekuensi yang dikenakan sangat memberatkan operator nampaknya mulai terwujud.

Selain itu, capex yang diperlukan untuk membangun infrastruktur 3G sangat besar sehingga kedua operator ini tidak sanggup membangunnya sendiri. Sebagai gambaran saja, untuk tahun 2005, Telkomsel memerlukan capex sebesar Rp. 10 triliun untuk mengembangkan 2G. Sedangkan untuk 3G, Tsel menawar sebesar Rp. 280 miliar untuk frekuensi sebesar 5Mhz.

Seperti teori Prof W. Chan Kim dalam teori Blue Ocean-nya, dimana salah satu alasan Blue Ocean Strategy adalah: apakah pasar cukup mampu untuk menopang terbentuknya kompetisi (tambahnya perusahaan lain dalam bidang industri yang sama). Sebagai contoh: pada saat Bandung Super Mal dibuka di Bandung, maka hampir seketika itu pula Sultan Plaza di Cihampelas ditutup bangkrut. Kemudian, saat di Makassar dibuka Panakkukang Mal, hampir secara instan, Plaza Maricaya ditutup bangkrut.

Mengapa, setelah bertahun2 tidak ada pesaing jaringan Studio 21? Kondisi pasar belum memungkinkan hal ini terjadi dan ini bukan saja terjadi di Indonesia, tetapi juga di Belgia (Kinepolis, adalah model teater seperti Studio 21, tanpa pesaing). Jumlah operator di Jepang dan Korea hanya 3 ... dan 3G berhasil di sana? Does it ring anything? Sebaliknya di Indonesia kita punya:
  1. TelkomSel - GSM & WCDMA/UMTS
  2. Indosat (dan Satelindo) GSM & WCDMA/UMTS
  3. XL - GSM & WCDMA/UMTS
  4. StarOne - CDMA
  5. TelkomFlexi - CDMA
  6. Mobile8 - CDMA
  7. Esia (B-Tel) - CDMA
  8. Ceria (Grup Sampoerna) - CDMA
  9. Natrindo Maxis - WCDMA/UMTS
  10. CAC Hutchison - WCDMA/UMTS
  11. Primasel WIN - CDMA
Argumen saya adalah: Salah satu atau salah dua, salah tiga atau lebih dari perusahaan di atas akan bangkrut atau dibeli perusahaan lain, karena apa iya, pasarnya ya segitu-gitu aja (200 juta penduduk Indonesia) bisa menyerap semuanya? Kita perhatikan saja, bahwa Natrindo, CAC Hutchison dan Primasel WIN belum beroperasi secara komersial meskipun sudah sekitar 2 tahun lalu mendapatkan lisensi frekuensi.

Pemerintah seharusnya tidak mencari uang dengan semata mendapatkan up front fee dari lisensi frekuensi, tetapi harus melihatnya secara makro ekonomi. Bila infrastruktur telekomunikasi di Indonesia bisa dibangun dengan baik, maka secara makro, akan meningkatkan teledensitas dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan secara nasional bagi negara ini.

Mengapa kah di Jepang, tidak ada up front fee, padahal negaranya kaya? Operator baru membayar penggunaan frekuensi seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan. Model ini dikenal dengan istilah merit based. Dengan metode ini, operator tidak dibebankan biaya di muka dan bisa mengkonsentrasikan capex-nya untuk membangun infrastruktur terlebih dahulu.

Selamatkan triji di Indonesia..!

See others:
To 3G or Not to 3G

Tuesday, November 14, 2006

Gmail vs. Ymail

Dalam blog tgl 16 Oktober 2006, saya bilang kalau Ymail lebih bloat daripada Gmail. Dua-duanya sama-sama menggunakan Ajax. Karena penasaran, ingin juga buktiin. Caranya: menggunakan notebook, dial-up menggunakan Datacard merk Sierra Wireless. Datacard ini adalah modem berbasis PCMCIA dan memiliki fitur monitoring untuk penggunaan kilobyte data yang digunakan.

Untuk tiap percobaan dilakukan perhitungan berapa kilobyte data yang terjadi sehubungan dengan loading halaman pertama dari Ymail dan Gmail. Hasilnya sbb:

Loading halaman pertama Ymail: 352,48 KB.
Loading halaman pertama Gmail: 376,83 KB.

Dari percobaan, ternyata hasilnya kurang lebih sama, namun Gmail tetap lebih unggul karena tidak menggunakan tampilan gambar, sehingga lebih cepat. Belom sempet nyoba Gmail mobile. Mudah-mudahan bisa beli handset pakai uang kantor... hehe.

Monday, November 13, 2006

IE7: Berat banget...

Setelah mencoba IE7, akhirnya kembali ke IE 6... abis, berat banget. PC jadi makin melambat, saat loading aplikasi ke memori, menjadi sangat lambat. Dan saya lihat, setelah IE7 ditutup, kok Page File memori tetap tinggi? Makanya, makin dipakai IE7-nya, makin terasa lambat PC-nya. Untuk emulasi fungsi tabulasi di IE7, saya instal Yahoo!Toolbar di IE6 dan hasilnya memuaskan (rasanya lebih ringan).

Download IE7: www.microsoft.com/downloads.

Salam.

Wednesday, November 08, 2006

Kabut Jakarta

Jakarta memang gila..! Foto ini diambil di awal bulan November 2006 pada jam 08:00 dari salah satu gedung di Jakarta. Pemandangan ini memperlihatkan betapa kabut karena asap kendaraan memang sudah tinggi. Asap kendaraan sendiri adalah salah satu penghasil radikal bebas. Dan radikal bebas penyebab dari berbagai penyakit degeneratif.


See other: Cara Terbaik Menghindari Penyakit Kanker dan Serangan Jantung.

Labels: ,

Friday, November 03, 2006

Behavioral economics

Daniel Goleman (psikologis dan penulis buku2 tentang Emotional Intelligence), pernah bilang gini:
Our emotion is far more powerfull than our intellect

Dalam dunia finance-investing, berlaku juga efek emosi dari para investor (suatu hal yang wajar, sebenarnya). Para investor, yang biasanya publik, sangat terpengaruh oleh komentar-komentar dari orang-orang yang dianggap ahli atau pengamat. Hanya karena, misalnya, orang tersebut bekerja di perusahaan investasi besar, maka kata-katanya sangat dipercaya. Dan pada saat berhadapan dengan goncangan pasar (yang hanya sebentar), maka langsung panik.

Karena orang lain melakukannya, maka saya pun melakukannya, demikianlah pikiran mereka. Dalam kondisi seperti ini, sering kali para investor ini yang justru merugikan dirinya sendiri, misalkan dengan menjual porto folio atau mengganti portofolionya. Padahal dengan melakukan ini (misal mengganti porto folionya), maka historical investment nya menjadi terputus. Ini lah yang menjadi alasan bahwa 90% dari pekerjaan seorang investor adalah bertahan di pasar (tentunya setelah menetapkan time-tested investment strategic).

Saya telah mencoba membuat daftar dari berita-berita dan komentar dari para pakar tentang Bursa Efek Jakarta:

3 Desember 2004: IHSG 1.000 gagal bertahan. IHSG = 997,698.
10 Januari 2005: Suatu pertumbuhan yang sangat moderat dapat kembali menjatuhkan IHSG ke level 750 pada akhir tahun 2005. Tulisan oleh Ferry Latuhihin, Chief Ecomonist BII.
11 Januari 2005: Aksi Ambil Untung Tekan IHSG 17 poin. IHSG = 1.015,478.
19 April 2005: IHSG dan rupiah turun tajam. IHSG = 1.060,189.
12 Juni 2005: Redemption reksa dana tak terbendung.
27 Juni 2005: Bursa Saham Masih Labil. IHSG = 1.135,67.
6 Juli 2006: Depresiasi rupiah koreksi indeks saham BEJ. IHSG = 1.137,17.
9 Agustus 2005: Minyak Melonjak, IHSG Tertekan. IHSG = 1.158,586.
15 Agustus 2005: IHSG dan Rupiah Anjlok. IHSG = 1.187,274.
19 Agustus 2005: Indeks BEJ terus tertekan. IHSG = 1.113,825.
30 Agustus 2005: Kurs Rupiah dan Saham Jatuh. IHSG = 981,052.
9 Maret 2006: Rp & indeks tertekan. IHSG = 1.223,596.
14 Juni 2006: Indeks & Rp kembali tertekan. IHSG = 1.236.
15 Juli 2006: IHSG & Rupiah goyang. IHSG = 1.303,508.

Lihat? Begitu banyaknya berita buruk sejak Desember 2004, namun indeks merangkak terus dari 900-an hingga 1.600-an. Kalau kita menaruh uang kita dalam (misalkan) TRIM Kapital, uang tersebut sudah naik 100% sejak Desember 2004. Terbayang, kalau membeli reksadana ini senilai 500 juta dan sekarang bernilai 1 M?

Saya menggunakan saran dari Jeremy Siegel dan James O'Shaughnessy bahwa untuk berinvestasi, seseorang perlu melihat rentang horison-nya. Saya memiliki rentang waktu 20 tahun, maka saya harus melihat jangka waktu investasi saya selama 20 tahun dan tidak melihat fluktuasi yang bersifat temporer.

Untuk bisa sukses dalam investasi di pasar saham, seperti dikatakan oleh Benjamin Graham: kemampuan mental harus juga dipersiapkan. Dan seperti penemuan Jeremy Siegel:
Tidak ada investasi dalam saham dengan rentang waktu 20 tahun yang gagal menciptakan uang

Salam investasi.

see other:
Investasi di Saham.
Wikipedia: Behavioral economics (mau diterjemahin ke Bhs Indo, kira-kira apa ya terjemahan behavioral economics?)

Thursday, November 02, 2006

Bull market..!

Dengan tembusnya Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ, sudah jelas bahwa Indonesia sedang mengalami bull market. Dalam pasar efek (nama lain: ekuitas, saham), dikenal dua istilah besar:
- Bull Market, saat pasar sedang naik.
- Bear Market, saat pasar sedang lesu.

Istilah ini mungkin karena banteng, biasanya semangat. Sedangkan beruang, tidur (hibernasi).

Ini kurun waktu bull and bear market BEJ (berdasarkan IHSG):
  1. 1997 - 1998: crash (bear). Indeks jatuh dari 700-an ke 300-an.
  2. 1999: bull. Naik lagi sampai 700-an.
  3. 2000-2002: bear. Anjlok lagi sampai 400-an.
  4. 2003-2006: bull. Naik dari 400-an, terus 500, 600, 700, sekarang: 1.600.
Untuk dua-tiga tahun ke depan, dengan selected buying, investasi di saham tetep bullish.