equest72 Blog

Tuesday, April 24, 2007

Jakarta berkabut

Jakarta berkabut... jarang-jarang terjadi kan? Tapi hal ini terjadi betulan, kemarin. Setiap mau berangkat ke kantor, pasti saya melihat Menara Mulia, karena dari Jl Gatot Subroto mau belok ke kanan masuk ke Jl HR Rasuna Said.

Foto di bawah ini diambil pada tanggal 26 Februari 2007, jam 07:00.




Sedangkan foto yang kedua di bawah ini, diambil kemarin, 23 April 2007, jam 06:42... perhatikan perbedaannya.


Lihat, bagaimana puncak dari Menara Mulia terbungkus oleh awan... dan ini sama sekali bukan mistis (say NO to Mama Lorent).
Tampaknya perubahan musim yang terjadi akhir-akhir ini (hujan seperti badai, banyak angin) masih akan terus berlangsung...

Labels:

Friday, April 20, 2007

The Long Tail dalam skala mikro

Iseng-iseng, saya membuat kompilasi statistik atas lagu-lagu yang ada di iPod Mini saya... hasilnya: ternyata efek The Long Tail! (lihat gambar)

Saya sudah memakai iPod Mini, kapasitas 4 GB sejak sekitar setahun lalu. Dengan jumlah lagu sebanyak 196 buah dan kapasitas yang digunakan baru sekitar 1 GB. Dari statistik terlihat bahwa kebanyakan dari lagu yang ada di dalam iPod saya, jarang atau hampir tidak pernah saya dengarkan... hehehe. Ini sejalan dengan teori The Long Tail oleh Chris Anderson.

Mengapa hal ini terjadi? Dorongan teknologi, dimana harga per GigaByte terus turun (dengan walkman, sangat tidak mungkin untuk membawa 196 lagu), kemudian dorongan tools (yaitu iTune, untuk konversi CD ke MP3). Yang menarik, lagu yang menduduki peringkat di atas ternyata bukan lagu yang lebih dahulu ada di dalam iPod saya, tetapi lagu yang belakangan saya upload...

Statistik dalam iPod Mini ini membuktikan The Long Tail pun terjadi dalam skala mikro... saya akan coba untuk melihat efek The Long Tail dalam skala makro dalam kesempatan blog berikutnya.

Blog yang berhubungan:
The Long Tail

Labels:

Tuesday, April 17, 2007

Hutch 3

Akhirnya, setelah menunggu cukup lama, Hutchison Charoen Phokphand Telecommunication beredar juga. Operator 3G ini menggunakan merek 3 (dibaca tri), seperti di Hutch Jerman dan Italia. Penggunaan 3 mungkin ingin merefleksikan Generasi Ketiga (3G). Yang menarik tentang Hutch ada dua:

1. Pengalaman global.
2. Uangnya banyak sekali.

Hutch memiliki footprint di dunia global, baik GSM mau pun CDMA (Thailand CAT adalah group Hutch). Seharusnya, pengalaman global ini akan sangat menguntungkan bagi Hutch 3 Indonesia.

Mengenai uang, baru-baru ini Hutch Essar di India direncanakan untuk dibeli oleh Vodafone seharga USD 11 Miliar (berita lebih jelas silakan diklik di sini). That's a lot of money, eh? Jadi, saya percaya-percaya saja kalau Hutch Indonesia mau invest awal hingga USD 1 Miliar. Tapi, deal Hutch Essar ini belum selesai, tampaknya.... masih ada ganjalan2 hukum. Kita lihat perkemangannya.

Bila Hutch Essar jadi dibeli oleh Vodafone, maka bisa saja Vodafone lebih memilih untuk mengembangkan Hutch 3 dibanding dengan kerja samanya dengan XL.

Vodafone, adalah operator yang sangat berpengalaman dalam mengembangkan content (GSM). Kesuksesan Vodafone yang paling signifikan adalah Vodafone Live!, yaitu sebuah aplikasi berbasis WAP yang seperti i-Mode. Bahkan bisa dikatakan bahwa Vodafone Live adalah salah satu inovasi terbaik yang ada setelah i-Mode.

Tertarik dengan gencarnya promosi 3, saya mengunjungi salah satu 3 Store di Plaza Semanggi. Dan layaknya seperti operator GSM di luar negeri sana, tampaknya Hutch 3 juga menjual handset-handset tertentu. Kemudian saat saya bertanya berapa abonemen untuk layanan paska bayar, dijawab bahwa untuk sementara ini layanan masih pra bayar.

Artinya, Hutch 3 belum memiliki sistim billing untuk paska bayar. Vendor yang bisa menyediakan sistim billing paska bayar ya itu-itu aja kok: Amdocs atau Geneva dari Convergys. Sistim pra bayar memang lebih mudah digelar, hanya menggunakan intelligent network. Tetapi, pelanggan pra bayar cenderung untuk tidak loyal dibanding dengna paska bayar.

Kemudian, melihat bahwa Hutch langsung menyediakan content seperti ring back tone, tampak bahwa Hutch langsung melirik bisnis content (bandingkan dengan Esia yang pada awal hanya basic voice). Strategi ini, adalah bagus, mengingat bahwa bersaing di layanan suara sudah sangat berat, sehingga menyediakan margin keuntungan yang sangat-sangat-sangat tipissss (margin keuntungan SMS jauh lebih besar daripada layanan suara).

Bila akuisisi Hutch Essar oleh Vodafone jadi dilaksanakan maka saya menduga bahwa pengembangan bisnis content di Hutch 3 akan semakin gencar (di Thailand, CAT menggunakan BREW sebagai basis content-nya dan BREW hanya bisa berjalan di atas CDMA).

Kita tunggu saja kabar selanjutnya...

Labels: ,

Sunday, April 15, 2007

Makanan yang membunuh

Saudara sepupu saya yang lain, berumur 26 tahun, baru saja meninggal dunia. Penyakit: liver. Adalah suatu hal yang luar biasa bahwa saat ini penyakit yang dulu menyerang orang-orang tua, sudah menyerang anak-anak di bawah usia 30 tahun.

Menurut hasil penelitian Eric Schlosser (Fast Food Nation) dan Paul Zane Pilzer (The Wellness Revolution), adalah bahwa dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjadi serba praktis yang menjadi pemicu berbagai macam penyakit. Sebagai ilustrasi, pada jaman dulu, hampir semua makanan dibuat sendiri di rumah, sedangkan pada saat ini, hampir semua makanan kita beli setengah jadi (processed food). Makanan dalam kemasan entah itu kaleng, kardus, botol, atau apa pun bentuknya, adalah processed food.

Makanan-makanan ini, yang biasanya mengandung rasa tertentu, menggunakan bahan kimiawi yang dikenal dengan Generally Regarded As Safe (GRAS): Secara Umum Dianggap Aman. Untuk mengetahui apa saja zat kimiawi yang ada di dalam makanan yang kita beli dapat dilihat pada bagian ingridient yang ada di bungkus atau kemasan makanan tersebut.

Sebagai contoh, saya sudah melakukan survei pada beberapa makanan dan mendapatkan bahan-bahan kimiawi sebagai berikut:

Bahan Kimiawi Dalam Makanan


Nama

Deskripsi Zat

Kategori
Cheetos Cicken Grill Seasoning

Contains Flavor enhances: MSG, Disodium Inosinate, Disodium Guanylate

Snack / Kudapan

Nestle Honey Star

Carotene Color (CI 75130)

Kudapan

Nyam-nyam Creamy Chocolate

Food Color (Tartrazine CI No 19140; E102), Artificial Vanila Flavor

Kudapan

Cadbury Dairy Milk

Contain permitted emulsifier and flavor

Coklat

Koko Krunch Chocolate-flavour

Flavoring: Vanili, Cinnamon

Sereal

Oops Crispy Cracker Biscuit

Food Coloring Tartrazine CI 19140, Food Coloring Sunset Yellow CI 15985

Biskuit

Blue Band

Beta Carotene Food Color CI 75310, Anato CI 75120, Kurkumin CI 75300

Margarine

You C 1000

Acidulant, Safflower Coloring

Minuman Nutrisi

Fanta Starwberry

Yellow Food Color (FCF CI No 15985) & Karmoisin CI 14720

Minuman Ringan




Industri makanan telah menjadi demikian efisien dan efektif, sehingga adalah tidak mungkin untuk menghasilkan zat perasa dari sumber alami. Jadi, tampak jelas sekali bahwa adalah mustahil untuk menghindari adanya zat kimiawi (non-alami) di dalam makanan kita. Sama seperti Eric Schlosser, Paul Zane Pilzer juga berargumentasi bahwa zat-zat kimiawi ini, dalam jumlah yang banyak dan waktu yang panjang, dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan seseorang.

Bagaimana cara mengatasi hal ini? Saya berusaha sebisa mungkin mengkonsumsi makanan yang bersifat alami, seperti jus; makan sayuran dalam jumlah banyak (bahkan biasanya saya mengkonsumsi dua jenis sayuran dalam satu santapan); mengkonsumsi makanan tambahan yang berkualitas baik (misal: Nutrilite); hampir tidak pernah lagi saya minum Coca-cola, Fanta, sprite dan sejenisnya; sekali-kali saja ke McDonald's atau KFC; dan saya menghindari asap rokok (tentu saja)...

Blog lain yang berhubungan:
Cara Terbaik Menghindari Kanker dan Serangan Jantung

Labels:

Jakarta Composite Index, Q1

Menarik. Jakarta Composite Index (JCI) atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan barometer valuasi saham di Indonesia menunjukkan gejala bahwa investor Indonesia sudah mulai belajar bahwa valuasi memang penting.
Pada Kuartal Pertama tahun 2006, IHSG seakan-akan naik terus tanpa henti (gambar di bawah).


Sedangkan pada Kuartal Kedua tahun 2007 ini, nilai saham di pasar saham sudah mulai mendekati atau mencapai nilai wajarnya (face value), sehingga hampir tidak ada pergerakan.


Lha, terus beli saham apa ya yang menguntungkan? Saya melihat potensi dari beberapa emiten, tapi karena ini adalah pendapat pribadi, maka tidak akan saya ungkapkan di sini... (japri aja, kali yak).
Dalam jangka panjang, saya tetap percaya bahwa investasi di saham akan menguntungkan.
Blog yang berhubungan:

Labels: